
Mengenal Lebih Dekat dengan Dr.Gun
Sejak kecil beliau sudah memiliki cita-cita luhur, ingin menolong hidup masyarakat, ingin hidup seperti Fransiskus dari Asisi, David Livingstone pendeta Scotlanida yang hidup di Afrika. Beliau gemar membaca buku buku tentang sejarah bangsa-bangsa dan riwayat orang-orang besar serta para kudus.
Pada tahuan 1979 ketika mencapai umur 40 tahun beliau mencari uang dengan hidup rohani yang shat. Beliau menderita sakit rematik pada tahun 1982 dan agaknya dari istu dapat mengenal Pembaharua Karismatik Katolik tahun 1983 dan mengikuti Seminar Hidup Baru pada tahun 1984. Pada awal pertobatannya yang lebih mendalam, beliau mendekati pastor untuk bertanya , ” Apa yang bisa saya kerjakan untuk paroki?”
Saat ini komitment hidup beliau adalah dalam 2 hal yaitu Pembaruan Karismatik Katolik dan praktek dokter.
”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” ujar dokter yang senang membaca buku-buku sejarah Eropa, China dan Indonesia itu. Filipi 4: 13 itu dijadikannya motto dalam menghadapi segala macam tantangan karena beliau mengimani bahwa menghadapi perkara bersama dengan Yesus pasti menghasilkan penyelesaian yang baik. Moto itu menguatkan beliau dalam berprofesi sebagai dokter dan pelayan Tuhan. Ada saat-saat ingin mogok, mengundurkan diri yang berarti bukan menanggung perkara dalam Dia dan moto itu menguatkan kembali dan membingkai pengalaman-pengalaman beliau.
Menurut perenungan Pak Gun keberhasilannya di dalam menjangkau orang-orang adalah berkat Roh Kudus ketimbang karena profesinya sebagai dokter. ”Tuhan memberi suatu profesi dokter untuk memudahkan saya melayani Tuhan. Sampai sekarang pun masih giat meski usia bertambah.” demikian ujar mantan direktur RS. St. Antonius
Kekuatan untuk melakukan pelayanan/pekerjaan Tuhan, menurut Pak Gun didapat dari hidup doa dan merenungkan firman Tuhan.
”Sejak hidup baru tahun 1984 hidup doa mulai tumbuh, bahkan pernah mengalami masa semacam jatuh cinta kepada Yesus, membaca kitab suci sampai berjam-jam bahkan pernah sampai 4 jam, seperti mengejar ketinggalan karena dulu tak pernah membaca KS. Pembimbing, seorang pastor, menasihatkan agar jangan berlebihan karena dapat menimbulkan kebosanan dant idak baik kalau meninggalkan pekerjaan-pekerjaan dunia. Sekarang kami tetap berdoa meskipun kadang-kadang mengalam masa kering dan menerapkan disiplin, doa dengan firman selama 1 jam atau lebih,”demikian kata Pak Gun.
Pada tahuan 1979 ketika mencapai umur 40 tahun beliau mencari uang dengan hidup rohani yang shat. Beliau menderita sakit rematik pada tahun 1982 dan agaknya dari istu dapat mengenal Pembaharua Karismatik Katolik tahun 1983 dan mengikuti Seminar Hidup Baru pada tahun 1984. Pada awal pertobatannya yang lebih mendalam, beliau mendekati pastor untuk bertanya , ” Apa yang bisa saya kerjakan untuk paroki?”
Saat ini komitment hidup beliau adalah dalam 2 hal yaitu Pembaruan Karismatik Katolik dan praktek dokter.
”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” ujar dokter yang senang membaca buku-buku sejarah Eropa, China dan Indonesia itu. Filipi 4: 13 itu dijadikannya motto dalam menghadapi segala macam tantangan karena beliau mengimani bahwa menghadapi perkara bersama dengan Yesus pasti menghasilkan penyelesaian yang baik. Moto itu menguatkan beliau dalam berprofesi sebagai dokter dan pelayan Tuhan. Ada saat-saat ingin mogok, mengundurkan diri yang berarti bukan menanggung perkara dalam Dia dan moto itu menguatkan kembali dan membingkai pengalaman-pengalaman beliau.
Menurut perenungan Pak Gun keberhasilannya di dalam menjangkau orang-orang adalah berkat Roh Kudus ketimbang karena profesinya sebagai dokter. ”Tuhan memberi suatu profesi dokter untuk memudahkan saya melayani Tuhan. Sampai sekarang pun masih giat meski usia bertambah.” demikian ujar mantan direktur RS. St. Antonius
Kekuatan untuk melakukan pelayanan/pekerjaan Tuhan, menurut Pak Gun didapat dari hidup doa dan merenungkan firman Tuhan.
”Sejak hidup baru tahun 1984 hidup doa mulai tumbuh, bahkan pernah mengalami masa semacam jatuh cinta kepada Yesus, membaca kitab suci sampai berjam-jam bahkan pernah sampai 4 jam, seperti mengejar ketinggalan karena dulu tak pernah membaca KS. Pembimbing, seorang pastor, menasihatkan agar jangan berlebihan karena dapat menimbulkan kebosanan dant idak baik kalau meninggalkan pekerjaan-pekerjaan dunia. Sekarang kami tetap berdoa meskipun kadang-kadang mengalam masa kering dan menerapkan disiplin, doa dengan firman selama 1 jam atau lebih,”demikian kata Pak Gun.
Profile dr Gunawan Hadibrata
Nama lengkap : dr Fransiskus Maria Antonius Gunawan Hadibrata
Nama panggilan : dr. Gun
Tempat/Tanggal lahir : Magetan ( Jawa Timur) / 7 Oktober 1939
Menikah : Tahun 1968
Istri : Margaretha Marni Suprapto
Anak : 3 orang putera
Nama orang tua : Paulus Hadibrata dan Susanti
Anak ke : Empat dari 12 saudara
Pendidikan : Fakultas Kedokteran UI tahun 1965
Dibaptis : Tahun 1958 (umur 19 tahun)
Kegiatan : 1990 – Ketua Regio Pontianak
1996 – Ketua BPK Pontianak
Saat ini
- Penasihat BPPG Pontianak
- Komisi Keluarga di Dewan Paroki
- Sie Pembinaan di BPK Pontianak
- Ketua I Perduki
dikutip dari Majalah Warta Shekinah
Edisi 04/th 2/ juli-agustus 2006
Nama lengkap : dr Fransiskus Maria Antonius Gunawan Hadibrata
Nama panggilan : dr. Gun
Tempat/Tanggal lahir : Magetan ( Jawa Timur) / 7 Oktober 1939
Menikah : Tahun 1968
Istri : Margaretha Marni Suprapto
Anak : 3 orang putera
Nama orang tua : Paulus Hadibrata dan Susanti
Anak ke : Empat dari 12 saudara
Pendidikan : Fakultas Kedokteran UI tahun 1965
Dibaptis : Tahun 1958 (umur 19 tahun)
Kegiatan : 1990 – Ketua Regio Pontianak
1996 – Ketua BPK Pontianak
Saat ini
- Penasihat BPPG Pontianak
- Komisi Keluarga di Dewan Paroki
- Sie Pembinaan di BPK Pontianak
- Ketua I Perduki
dikutip dari Majalah Warta Shekinah
Edisi 04/th 2/ juli-agustus 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar